Apoteker mengeluhkan bahwa tidak dapat praktik ditempat berbeda, kelihatannya keluhan ini
menjadi pertimbangan dan menjadi bagian penting dalam rencana peraturan yang sedang
dalam proses pembahasan tentang praktik apoteker, dalam peraturan yang sedang dalam
pembahasan tersebut, apoteker dapat praktik di tiga tempat dengan ketentuan praktik,
apoteker praktik di apotek Utama, apoteker memiliki SIPA dan SIA, sedangkan ditempat kedua
dan ketiga hanya memiliki SIPA, namun dalam rencana peraturan tersebut apoteker dituntut
praktik berdasarkan waktu kerja, jam praktik, dan jam praktik apoteker sangat terikat dengan
waktu buka dan tutup apotek, sehingga bila apoteker tidak hadir pada jam praktik maka apotek
tutup dan bila apoteker hadir apotek buka.
Pertimbangan ini untuk membuka ruang dari TS apoteker yang bekerja di pemerintahan, setelah
bertugas sebagai PNS dapat melanjutkan tugas praktik di Apotek selain itu dengan ketentuan
rencana praktik apoteker di tiga tempat akan mengakomodir apoteker baru yang setiap tahun
dilahirkan oleh berbagai Universitas di Indonesia, sekitar lima ribu apoteker.
Sisi lain dari rencana peraturan apoteker praktik di tiga tempat adalah apoteker tidak lagi
digaji sebagaimana yang terjadi selama ini, sudah tentu diberikan jasa yang lebih baik dan
bagi apoteker yang bekerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek memiliki nilai tawar lebih tinggi
dan PSA tidak punya pilihan, wajib melaksanakan ketentuan ini.
Pembahasan rencana praktik apoteker di tiga tempat, sebagaimana disampaikan diatas merupakan
bagian kecil dari tanggung jawab apoteker, sudah tentu banyak ekses lain seperti apakah
apoteker sebagai PNS mampu melaksanakan praktik di tiga tempat, apakah apoteker telah siap
untuk memberikan informasi kefarmasian dengan benar, apakah apoteker telah siap secara
psikologis melaksanakan praktik bertanggung jawab dan banyak hal lain yang berkaitan.
Bagi TS apoteker silahkan berikan komentar, terima kasih atas komentarnya
(Iskani)

Oleh : Drs. Iskani., Apt Tujuan Memberi gambaran cara pengukuran dengan menggunakan Skala Guttman model cross-sectional atau (tradisiona). Khusus untuk cara mengukur digunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan beberapa sebutan/istilah, seperti mendekati sesuai dan lainnya dalam bentuk angka, persentase Penilaian Penelitian Skala Guttman tradisional adalah penelitian bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalah ditanyakan, dan selalu dibuat dalam pilihan ganda yaitu “...
Comments
Post a Comment